Selasa, 02 Juni 2009

Efektifitas Penggunaan Media Gambar Seri dalam Penulisan Karangan pada Siswa Sekolah Dasar

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem. Di dalamnya terdapat berbagai komponen pengajaran yang saling terintegrasi dalam mencapai tujuan. Sehubungan dengan itu, peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan proses belajar mengajar tersebut. Guna mencapai hasil belajar yang optimal, semua komponen di dalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pengajaran, yang saling terkait dengan komponen lainnya dalam mencapai tujuan pengajaran. Proses belajar-mengajar yang kompleks itu melibatkan sejumlah komponen yang terdiri atas: guru, tujuan pelajaran, materi pelajaran, media, sistem pengajaran, sumber pelajaran, manajemen intraksi, evaluasi dan siswa.

Pada saat seorang guru mendesain suatu program pengajaran, seyogyanya komponen-komponen tersebut mendasari pemikirannya.

Salah satu komponen pengajaran adalah pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar-mengajar.

Proses belajar-mengajar yang optimal dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah pemanfaatan media pengajaran. Penggunaan media pengajaran yang diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Tugas dan peranan media sebagai alat bantu dalam mengantarkan atau menyampaikan pesan dalam hal ini materi pelajaran dari sumber (guru) kepada penerima pesan (siswa).

Media sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Walaupun itu hanya media yang sederhana, tetapi sangat membantu komunikasi menjadi efektif. Seperti dikemukakan bahwa media audio-visual membuat komunikasi menjadi efektif.

Media visual yang sering digunakan dalam penyampaian materi pelajaran adalah gambar. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu. Di samping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi siwa, sehingga dengan demikian dapat memberikan siswa lebih senang belajar. Pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan media gambar dalam proses belajar-mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung.

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Dalam dunia pengajaran, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru, sedangkan penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh para siswa. Oleh Bloom (dalam Rahmanto, 1998:14) mengemukakan bahwa kemampuan tersebut dikelompokkan menjadi tiga ranah (domain) yang kemudian dikenal dengan istilah “taksonomi”, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Dalam setiap proses belajar-mengajar antara guru dan siswa mempunyai tujuan yang sama, yaitu siswa mengalami perubahan yang positif dan sebelum proses belajar-mengajar dilalui dan sesudah proses belajar-mengajar berlangsung meskipun ada perbedaan-perbedaan yang terdapat antara setiap siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Perbedaan itu dapat terjadi pada tingkat keterampilan kognitifnya, dapat terjadi pada cara siswa menangkap pengetahuan yang baru, dan dapat pula pada tingkat keterampilan motoriknya.

Kalau guru bertolak dari pemahaman bahwa penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bertujuan untuk memudahkan siswa belajar, maka dalam penggunaan media harus juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan pada diri setiap siswa.

Banyak ahli telah mengemukakan teori tentang proses belajar-mengajar anak seiring dengan pertumbuhan mentalnya. Dalam proses belajar mengajar salah satu tugas utama guru adalah membangkitkan minat belajar siswanya.

Piaget dengan teori perkembangan intelektualnya mengatakan bahwa perkembangan anak mengikuti fase-fase perkembangan. Fase-fase itu telah kita kenal yaitu: fase sensori motor, fase praoperasional, fase konkret operasional, dan fase formal operasional.

Dengan mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media, maka pertimbangan pokok dalam memilih media, terdiri atas beberapa kriteria sebagai berikut: (a) media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan pengajaran; (b) media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan kemampuan siswa; (c) media yang digunakan hendaknya tepat guna; (d) media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya alat/bahannya atau tersedia waktu untuk mempersiapkan dan mempergunakannya; (e) media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa; (f) persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan biaya yang tersedia; (g) kondisi fisik lingkungan, turut mempengaruhi media. Olah karena itu , perlu diperhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat merencanakan penggunaan media.

Pola Penggunaan Media

Guru harus mamahami tentang pola penggunaan media yang tepat. Pola penggunaan media yang dimaksud, yaitu:

a. Pola Penggunaan Pola di Dalam Kelas

Media ini digunakan dengan tujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Karena itu dalam merencanakan penggunaan media, guru harus mempertimbangkan tujuan pengajaran, materi pengajaran, dan strategi pengajaran. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan pada penggunaan media tersebut yaitu (1) media yang digunakan harus transparansi dan tersedia, (2) teknik atau metode yang digunakan oleh guru harus sesuai, dan (3) memperhatikan kondisi kelas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar (Budinuryanta, 1998: 15).

b. Pola Penggunaan di Luar Kelas

Pola ini dapat ditemukan pada beberapa contoh kasus seperti dalam pengajaran Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Hal ini tidak hanya di sekolah diterapkan bahkan pada kelompok masyarakat di luar pun menggunakan hal seperti itu. Pemakaian media seperti ini, dapat berlaku kapan saja, tergantung kepada tujuan yang hendak dicapai pemakainya.

Prosedur Penggunaan Media Pengajaran

Telah diuraikan sebelumnya bahwa media pengajaran seharusnya dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Budinuryanta (1998:17) mengemukakan bahwa ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan (penyajian dan penerimaan) dan (3) tindak lanjut. Ketiga langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persiapan

Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu: (1) pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian diikuti di dalamnya, (2) siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media yang dimaksud, (3) tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok, dan (4) atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, dan mendengar pesan-pesan pengajarannya dengan baik.

b. Pelaksanaan (Penyajian)

Satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media pengajaran yaitu hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian, dan konsentrasi peserta.

c. Tindak Lanjut

Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut. Selanjutnya, pada beberapa media yang dilengkapi dengan alat evaluasi, maka langkah ini dimaksudkan pula untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan. Kegiatan tindak lanjut ini umumnya ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remediasi, dan pengayaan.

Penggunaan Media Gambar Seri dalam PBM

Baugh (dalam Sulaiman, 1998:30) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipersentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75% diperoleh melalui indera lihat, 13% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain.

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.

Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar, dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998:25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut: (1) gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif, (2) gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif, dan (3) gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.

Asdam, Muhammad. 2008. Efektifitas Penggunaan Media Gambar Seri dalam Penulisan Karangan pada Siswa Sekolah Dasar (www.bpgupg.go.id) di akses 3 Juni 2009.